Mendengar "coffee morning" pasti yang terpikir dibenak kita adalah minum secangkir kopi di pagi hari. Padahal "coffee morning" bukan ritual hanya minum kopi di pagi hari saja, tetapi juga berisi kegiatan "briefing pagi" yang berkenaan dengan suatu arahan, masalah, tugas atau kegiatan agar berjalan lancar dan dicarikan jalan keluar.
Pagi ini, Kamis 27/08/2020 Bupati SBD, Kornelius Kodi Mete mengadakan "coffee morning" bersama seluruh Pimpinan OPD Sumba Barat Daya bertempat di Lopo Rumah Jabatan Bupati, termasuk Plt. Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan drh. Oktavianus Dapadeda, M.Si.
Ada beberapa arahan dari Bupati SBD yang diberikan, diantaranya:
1. SBD harus berstatus WTP ( Wajar Tanpa Pengecualian) saat opini audit dikeluarkan BPK.
Yang menjadi penekanan Bupati SBD adalah pengelolaan aset di tiap OPD harus diperketat dan dilakukan pengawasan yang optimal sehingga laporan aset dapat akurat.
2. Desa Sehat melalui desa yang bebas dari penyakit Malaria.
Bupati SBD menekankan desa yang sehat (program "tujuh jembatan emas"), bebas dari penyakit Malaria.
Berikut ini pesan dan cara Bapak Bupati Sumba Barat Daya dalam upaya memutus/memangkas rantai perkembangan nyamuk penular malaria:
a. Siapkan air dalam wadah tertentu (ember atau baskom) diisi air secukupnya.
b. Letakkan wadah tersebut di sudut-sudut ruangan dalam dan di luar rumah.
c. Setiap 3 hari buang airnya (air berisi jentik nyamuk) di tanah kering (lebih baik yang terkena sinar matahari langsung)
d. Isi kembali wadah tersebut dengan air, letakkan lagi pada sudut-sudut ruang, setelah 3 hari buang lagi airnya dan lakukan terus hal yang sama secara terus menerus dengan sendirinya di rumah kita akan terbebas dari nyamuk.
Pesan ini dihimbau dan diharapkan kepada seluruh ASN, tenaga kontrak, sarjana pelopor pembangunan 7 jembatan emas dan apatur pemerintahan desa untuk memulainya, sehingga menjadi contoh di masyarakat dan memberikan informasi (penyuluhan) hal tersebut pada seluruh masyarakat SBD pada setiap kesempatan.
3. Seluruh ASN, tenaga kontrak, sarjana pelopor pembangunan 7 jembatan emas dan apatur pemerintahan desa bisa jadi contoh teladan pemanfaatan lahan dan air. Sehingga kedepannya tiap OPD mempunyai desa binaan yang berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan air tersebut.
Selanjutnya mengenai opini WTP, manajemen aset yang memadai seharusnya meliputi proses pengadaan aset, serah terima aset, inventarisasi aset, akuntansi aset sistem informasi manajemen dan akuntansi barang milik daerah, dan penyusunan laporan keuangan. Kalau semua proses berjalan dengan baik maka informasi mengenai aset suatu daerah akan akurat dan laporan keuangannya terhindar dari opini disclaimer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar