selamat datang

... Selamat Datang di website (unofficial) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumba Barat Daya ... Tetap Kerja & Tetap Berkarya - Bersama Kita Bisa ... - ... Maju, Mandiri, Modern - untuk meningkatkan mutu dan produksi ternak ... TERNAK BERIDENTITAS, TERNAK BERKUALITAS ... Terus Melaju untuk Indonesia Maju ... DIRGAHAYU KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA KE 17 LODA WEE MARINGI PADA WEE MALALA ...

Senin, 22 Juni 2020

Sumba Barat Daya Meraih Juara Pertama untuk Kategori Hotel dan Restoran pada Lomba Inovasi Daerah Pencegahan Covid-19

Pemda Kab. Sumba Barat Daya mengikuti Kompetisi Inovasi Daerah Dalam Penyiapan Dan Rencana Pelaksanaan  Tatanan Normal Baru Produktif Dan aman COVID-19 yang digelar oleh Badan Penelitian dan Pengembangan  Kemendari RI Tahun 2020.
Ada tujuh sektor yang dilombakan, yaitu pasar tradisional, pasar modern/mal atau minimarket dan supermarket, hotel, restoran, tempat pariwisata, transportasi umum, serta Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
Kab. Sumba Barat Daya mengikuti 3 (tiga) kategori lomba :
1. Inovasi Daerah Pencegahan Covid-19 Pada sektor Tempat Wisata ( klik tautan untuk melihat )
2. Inovasi daerah pencegahan Covid-19 pada sektor Hotel ( klik tautan untuk melihat )
3. Inovasi daerah pencegahan Covid-19 pada sektor Restoran  ( klik tautan untuk melihat )

Pengumuman Pemenang Lomba
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengumumkan Pemenang Lomba Inovasi Daerah Tatanan Normal Baru, Produktif dan Aman Covid-19  di Sasana Bhakti Praja Gedung C Kemendagri, Jakarta, Senin (22/6) dengan protokol kesehatan yang ketat, serta dapat disaksikan secara virtual melalui zoom maupun akun Youtube Badan Litbang Kemendagri RI.

Sumba Barat Daya menyabet 2 (dua) juara 1 (pertama) dalam sektor Restoran dan sektor Hotel.

Selain piagam penghargaan,  pemenang mendapatkan Dana Insentif Daerah (DID), untuk pemenang pertama, setiap kategori dan setiap klaster daerah diberikan DID sebesar Rp 3 miliar, pemenang kedua sebanyak Rp 2 miliar, dan pemenang ketiga Rp 1 miliar. Sehingga total 84 pemenang terdiri atas juara 1, 2, dan 3, pada 7 Sektor dan 4 klaster yakni Rp 168 miliar.

Bupati Sumba Barat Daya, dr. Kornelius Kodi Mete menerima Penghargaan & DID
sebagai Juara Pertama  Inovasi daerah pencegahan Covid-19 pada sektor Restoran dan sektor Hotel

(dari berbagai sumber)

Minggu, 21 Juni 2020

Selamat Ulang Tahun ke-59 Bapak Presiden Jokowi ( #HBD59Jokowi )

"Pada 21 Juni 1961, seorang bayi terlahir di lingkungan rakyat biasa. Ayahnya adalah pedagang kayu dan bambu kecil-kecilan, bernama Notomiharjo. Ibunya bernama Sujiatmi. Situasi hidup serba pas-pasan," tulis M. Fadjroel Rachman (Juru Bicara Presiden RI).



Ir. H. Joko Widodo atau Jokowi adalah Presiden ke-7 Indonesia yang mulai menjabat sejak 20 Oktober 2014. Terpilih dalam Pemilu Presiden 2014, Jokowi menjadi Presiden Indonesia pertama sepanjang sejarah yang bukan berasal dari latar belakang elite politik atau militer Indonesia.
Joko Widodo berasal dari keluarga sederhana, bahkan rumahnya pernah digusur sebanyak tiga kali ketika dia masih kecil, tetapi ia mampu menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Setelah lulus, dia menekuni profesinya sebagai pengusaha mebel.  Karier politiknya dimulai dengan menjadi Wali Kota Surakarta pada tahun 2005.
Pada tanggal 20 September 2012, Jokowi berhasil memenangi Pilkada Jakarta 2012. Kemenangannya dianggap mencerminkan dukungan populer untuk seorang pemimpin yang "muda" dan "bersih", meskipun umurnya sudah lebih dari lima puluh tahun.

Joko Widodo lahir dari pasangan Widjiatno Notomihardjo dan Sudjiatmi. Ia merupakan anak sulung dan putra satu-satunya dari empat bersaudara. Ia memiliki tiga orang adik perempuan bernama Iit Sriyantini, Ida Yati, dan Titik Relawati.  Ia sebenarnya memiliki seorang adik laki-laki bernama Joko Lukito, tetapi meninggal saat persalinan. Sebelum berganti nama, Joko Widodo memiliki nama kecil Mulyono.  Ayahnya berasal dari Karanganyar, sementara kakek dan neneknya berasal dari sebuah desa di Boyolali. Pendidikannya diawali dengan masuk SD Negeri 112 Tirtoyoso yang dikenal sebagai sekolah untuk kalangan menengah ke bawah.

Dengan kesulitan hidup yang dialami, ia terpaksa berdagang, mengojek payung, dan jadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah dan uang jajan sehari-hari. Saat anak-anak lain ke sekolah dengan sepeda, ia memilih untuk tetap berjalan kaki. Mewarisi keahlian bertukang kayu dari ayahnya, ia mulai bekerja sebagai penggergaji di umur 12 tahun. Jokowi kecil telah mengalami penggusuran rumah sebanyak tiga kali. Penggusuran yang dialaminya sebanyak tiga kali pada masa kecil mempengaruhi cara berpikirnya dan kepemimpinannya kelak setelah menjadi Wali Kota Surakarta saat harus menertibkan permukiman warga.

Setelah lulus SD, ia kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Surakarta. Ketika ia lulus SMP, ia sempat ingin masuk ke SMA Negeri 1 Surakarta, namun gagal sehingga pada akhirnya ia masuk ke SMA Negeri 6 Surakarta.

Jokowi menikah dengan Iriana di Solo, tanggal 24 Desember 1986, dan memiliki 3 orang anak, yaitu Gibran Rakabuming Raka (1988), Kahiyang Ayu (1991), dan Kaesang Pangarep (1995).

Dengan kemampuan akademis yang dimiliki, ia diterima di Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Kesempatan ini dimanfaatkannya untuk belajar struktur kayu, pemanfaatan, dan teknologinya. Ia berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan judul skripsi "Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta". Selain kuliah, ia juga tercatat aktif sebagai anggota Mapala silvagama.

Setelah lulus pada 1985, ia bekerja di BUMN PT Kertas Kraft Aceh, dan ditempatkan di area Hutan Pinus Merkusii di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah. Namun ia merasa tidak betah dan pulang menyusul istrinya yang sedang hamil tujuh bulan. Ia bertekad berbisnis di bidang kayu dan bekerja di usaha milik pamannya, Miyono, di bawah bendera CV Roda Jati. Pada tahun 1988, ia memberanikan diri membuka usaha sendiri dengan nama CV Rakabu, yang diambil dari nama anak pertamanya. Usahanya sempat berjaya dan juga naik turun karena tertipu pesanan yang akhirnya tidak dibayar. Namun pada tahun 1990 ia bangkit kembali dengan pinjaman modal Rp30 juta dari Ibunya.


Usaha ini membawanya bertemu Micl Romaknan, yang akhirnya memberinya panggilan yang populer hingga kini, "Jokowi". Dengan kejujuran dan kerja kerasnya, ia mendapat kepercayaan dan bisa berkeliling Eropa yang membuka matanya. Pengaturan kota yang baik di Eropa menjadi inspirasinya untuk diterapkan di Solo dan menginspirasinya untuk memasuki dunia politik. Ia ingin menerapkan kepemimpinan manusiawi dan mewujudkan kota yang bersahabat untuk penghuninya yaitu daerah Surakarta.



(dari berbagai sumber, Wikipedia)